Selasa, 04 Agustus 2015

Kenapa Saya Berhijab?

Assalamualaikum :)

1 April 2015 adalah hari dimana gue mantap memutuskan untuk memakai kerudung. 
Banyak sekali pertanyaan yang meluncur di telinga gue

"Yun kenapa lo tiba-tiba pake kerudung?"
"Yun dapet hidayah apa lo bisa pake kerudung?"
"Yun kok bisa lo memutuskan buat kerudungan?"
"Alah lo pasti ikut2an gara2 di IPB banyak yang kerudungan kan yun?" 
"Terus kalau udah pake kerudung, sifat pecicilan lo kemanain?"

Oke gue bakal jawab sebenernya apa yang membuat gue memutuskan untuk memakai kerudung :)

1. Kerudung itu wajib untuk wanita islam! bukan pilihan ya guys :D
2. Setiap helai rambut yang dilihat oleh bukan muhrimnya berarti bertambah satu dosa kita. sedangkan helai rambut kita ada ribuan loh... dan yang melihat rambut kita itu bukan satu orang aja, tapi ribuan :') bisa bayangin ga sih dosanya berapa? masih mau numpukin dosa? nauzubillah :"(
3. Pernah denger ga sih kalau kita belum memenuhi perintah wajib dari Allah, berarti amalan kita selama ini ga akan diterima? dan kerudung termasuk perintah wajib Allah kan? bisa bayangin ga kalau shalat, zakat, infaq, dan seluruh amalan kita ga diterima hanya karena kita tidak menutup aurat dengan benar (pakai kerudung)? wallahualam....
4. Gue ga dapet hidayah apa-apa for sure. kesadaran sendiri (sadar kalau dosa banyak banget)
5. Gue ga ikut2an trend kerudungan sama sekali! jujur kalau ngikutin nafsu sih gue lebih milih ga pakai kerudung karena gue merasa lebih cantik tanpa kerudung. tapi buat apa cantik di mata manusia kalau ga cantik di mata Allah? think smart ;)
6. Takut mati! iya takut mati sebelum pakai kerudung :'( setiap gue nyetir, gue selalu bayangin yang aneh-aneh, bayangin ditabrak atau kecelakaan sampai meninggal sebelum gue berkerudung. gue gamau banget kerudung pertama gue adalah kain kafan... nauzubillah :(
7. "Sifat lo pecicilan banget kan yun? kenapa ga benerin sifat lo dulu, baru kerudungan, biar ga malu-malu in?" Hellooo... kembali ke poin 1, kerudung itu wajib! :) yang shalihah itu pasti menutup auratnya, tetapi yang menutup auratnya belum tentu shalihah :) lagi berusaha istiqamah dan shalihah nih, doain ya! maafin kalau sifat gue masih pecicilan heboh begini :'(
8. Gue gamau bokap gue dosa karena gue belum pakai kerudung! karena bapa/ayah akan menanggung dosa anaknya yang tidak menutup auratnya. sayangilah orang tua kita :") mereka makin tua, harusnya kita berusaha mengurangi dosanya, bukan menambah dosanya ;(
9. Karena gue pengen dapet jodoh yang baik jadi perbaikilah dirimu biar dapet jodohnya juga yang baik-baik ^^
10. Gue ngerasa tenang setelah pakai kerudung! ngerasa lebih nyaman dan lebih dekat sama Allah setelah berkerudung :) Alhamdulillah... 

YUK BERHIJAB!!!! GA AKAN NYESEL DIJAMIN :) 

foto setelah berhijab :p

Senin, 16 Maret 2015

Doa Berkedok Ramal

Tulisan ini dibuat tanggal 29 Agustus 2012 oleh temanku Ina Massijaya yang minggu kemarin resmi menjadi Sarjana Ekonomi. Hallo Ina! izin repost ya :)

Satu Hadiah untuk Dian Nur Amalia

Hai. Hari ini aku mau “meramal” lagi boleh, ya?
Iya, doa berkedok ramal.
Yang ini khusus untuk Dian Nur Amalia. Teman sejak tahun terakhir memakai seragam putih biru, hingga detik ini. Semoga, sampai selamanya.
Aku cuma minta satu pinta untuk siapapun kamu yang membaca: “Amin ya rabbal alamin” yang terucap dari hati yang ikhlas dan benar-benar berharap.
Bismillahirrohmanirrohim,

28 Agustus 2017.
21:21 WIB, 15:21 di Paris.
Dian Nur Amalia, 24 tahun 10 bulan. Kala itu, di pojokan kafe Merce&The Muse, dirinya memang terlihat sendiri.
Tapi tidak, otaknya begitu ramai. Ramai dipenuhi satu roll sejarah sepanjang lima tahun yang terjadi dalam hidupnya. Lima tahun ajaib, penuh kerumitan dan kesempurnaan, sehingga mungkin kalau diceritakan, kamu mungkin berpikir Dian punya yang namanya bubuk ibu peri. Tapi kamu pasti mengerti, Dian cuma punya doa dan usaha yang tinggi, setinggi mimpi-mimpinya.
Dian Nur Amalia.
Bukan, bukan Dian Nur Amalia lima tahun lalu yang sel-sel otaknya dipenuhi kalimat pesimis. Dian yang ini beda. Memang kalimat optimis tidak akan pernah terlintas di pikirannya, tapi kalimat yang jauh lebih masuk akal selalu memenuhi ruang-ruang langit kepalanya: “Bismillahirrohmanirrohim, aku sudah mencoba dan hasilnya terserah Allah.”
Matanya menerawang, mencoba mengingat apa yang terjadi lima tahun yang lalu.
Lima tahun lalu, ia mengingat ada satu bisikan yang membuat hidupnya berubah. Bisikan itu membuatnya lupa diri untu terus bersenang-senang, dan membuatnya tenggelam dalam setumpuk tulisan ilmu yang terus dibacanya, dari fajar hingga petang, dan hingga malam.
Bisikan itu membuat yang mulanya tertulis dua, menjadi tiga koma.
Untuk tiga koma yang pertama, sang bisikanlah alasannya —-sampai ia melihat euforia kebahagiaan yang terpancar dari orang-orang di sekelilingnya, dan betapa ia menyadari bahagianya atas tiga koma.
Dan tiga koma terasa adiktif baginya. Terkadang letih menghampiri memang, tapi untuknya kebahagiaan atas tiga koma jauh, jauh, san jauh lebih besar daripada letihnya.
Akhirnya tiga koma mengantarnya menuju toga, mengantarnya menuju satu perusahaan kosmetik favoritnya. Marketing, dan mungkin saat itu ia akan bertemu Galuh, yang saat itu juga bekerja di bagian marketing perusahaan itu.
Tiga koma, sukses, dan segala kesibukan ala ibukota membuatnya lupa akan hati. Hingga sampai suatu hari, ada yang mengaku telah memujanya sejak lama, dan ketika itu juga, menjadi pujaan hatinya.
Tak lama kemudian, pujaan hatinya meminta kepastian untuk menetapkan hati. Kala itu Dian tak banyak bicara, hanya air mata bahagia yang berlinang.
Lalu Dian pergi dari tempatnya bekerja, mengikuti sang pujaan hati yang lebih dulu memuja dirinya pindah ke kota yang dari dulu dipuja: Paris. Lalu melanjutkan kuliah dengan beasiswa yang ia tak percaya berada di tangannya, dan bahagia.
Betapa hidupnya seperti mimpi, yang terkadang percaya tak ada dalam otaknya ketika kaset memori terputar dalam kepalanya.
Hingga petang menjelang, Dian masih di pojokan Merce&The Muse. Bibirnya tersenyum sesekali sambil mengucap hamdalah. Lalu tiba-tiba pujaan hatinya datang, membawa kamera.
Merekam senyumnya di Place Vendome, Eiffel Tower, Moulin Rouge, dan Sushi Gourmet.

hmmmm.... sudah 2,5 tahun yang lalu tulisan ini dibuat. Alhamdullilah, sekarang aku sudah bukan dua koma lagi, tapi tiga koma. Iya, memang dikala itu ada seseorang yang membisikan ku agar lebih giat belajar, tepat banget ramalan nya Na!  Dan aku sekarang dengan orang yang aku puja sejak semester 4, walaupun di cerita Ina aku bersama orang yang sudah memujaku lebih dulu (hampir sama lah ya bedanya ketuker aja :p) doakan aku sama dia bisa sampai nikah ya! amiin :) dan semoga Paris benar-benar bisa ditangan aku ya :') kita lihat 2,5 tahun ke depan...

makasih ya Na buat doa berkedok ramal nya, really inspired!


Senin, 12 Januari 2015

Taman Mini Indonesia Indah

9 Januari 2015

Rencana awalnya sih mau berangkat jam 06.30 pagi, tapi semua itu cuma wacana, gue malah bangun kesiangan sekitar jam 07.00 pagi, langsung gerak cepet siap-siap dan menjemput Dody di kejora. Kita berangkat jam 08.30 dari kejora lalu menuju Pasar Senen untuk menukar tiket, setelah itu kita langsung menuju Taman Mini, sesampainya di Taman Mini sekitar jam 12.30. Tiket masuk Taman Mini relatif murah yaitu 10.000 per orang. dan kita langsung menuju masjid karena Dody mau shalat jumat dulu.

Setelah selesai shalat jumat, kita langsung menuju permainan Kereta Gantung, yay udah lama banget ngga main ini. Biaya untuk main kereta gantung hanya sebesar 40.000 kita sudah bisa melihat pemandangan dari atas kereta dan kita bisa melihat seluruh taman mini dari atas, benar-benar indah banget. Selanjutnya kita menuju monumen persahabatan negara non blok hanya untuk berfoto-foto disana. Lalu makan siang di restoran cepat saji.


Sehabis makan kita menuju Istana Anak Indonesia, untuk masuk istana anak perlu membayar 10.000. Disana kita kesenengan banget main jungkat-jungkit, ayunan, dan permainan yang membuat kita flash back masa-masa kecil kita. Di dalam istana tersebut terdapat lukisan-lukisan yang dipamerkan.


Setelah dari istana anak, kita menuju anjungan Bali, setiap masuk anjungan di TMII tidak perlu membayar lagi. Lalu kita menyewa sepeda yang bisa berdua dengan biaya 20.000 per jam, itu seru banget! recommended lah kalau kesini harus nyewa sepeda. Kita mengelilingi TMII dengan sepeda, dan di tengah perjalanan kita mengunjungi anjungan Padang.


Setelah main sepeda kita memutuskan untuk pulang, tak lupa sebelum pulang berkunjung dulu ke masjid untuk shalat ashar. sesampainya di bogor sekitar jam 17.00 dan langsung menuju ayam aroma taman kencana untuk mengisi perut. pokoknya had xooo much fun today!!! yay :3